RAPAT IPIM. Beberapa pengurus IPIM Sulsel foto bersama seusai rapat, di Makassar, Sabtu, 12 Agustus 2017. Dari kiri ke kanan Muhammad Amir Jaya, Andi Baso Tancung, Andi Rosnawatih, Asnawin Aminuddin, Andi Fadly Natsif, Ahmadin, Hadi Sudjono Tatroman, serta Rusdin Tompo. (Foto: San Valentino Mahatma Gandhi)
--------
Ikatan Penulis Indonesia
Makassar
Berawal dari kesamaan minat dan hobi,
beberapa penulis yang di Kota Makassar dan sekitarnya kemudian menggagas
dibentuknya sebuah organisasi non-formal. Mereka kemudian sepakat
memakai nama Ikatan Penulis Indonesia Makassar yang disingkat IPIM. Belakangan,
nama tersebut ditambah menjadi IPIM Sulawesi Selatan atau IPIM Sulsel.
Penulis yang bergabung awalnya adalah
penulis yang artikel opininya pernah dimuat di media cetak harian, antara lain Andi
Baso Tancung (pegawai Dinas Kelautan dan Perikanan Pemprov Sulsel yang kemudian
didaulat menjadi ketua), Andi Rosnawatih (pegawai Dinas Kelautan dan Perikanan
Pemprov Sulsel).
Juga ada Dr Ahmadin (dosen Universitas
Negeri Makassar), Dr Fadly Andi Natsif (dosen UIN Alauddin Makassar), Asnawin
Aminuddin (wartawan), Muhammad Amir Jaya (sastrawan, budayawan), Maysir
Yulanwar (dosen, penulis), Hadi Sudjono Tatroman, Elyyana Said, Rusdin Tompo
(aktivis LSM), Shaifuddin Al-Mughny (dosen Universitas Pejuang Republik
Indonesia).
Dalam salah satu pertemuan IPIM, muncul
semangat bahwa para penulis tidak boleh dan jangan sampai kehabisan ide. Untuk
itu, para penulis perlu sering-sering berdiskusi, saling berbagi, saling
memberi semangat, dan saling bertukar ide sesuai dengan perubahan dan
perkembangan.
“Sebagai pengurus IPIM, kita jangan
sampai kehabisan ide. Kita harus terus-menerus berkarya melalui tulisan,”
tandas Andi Baso Tancung.
Ahmadin menimpali pernyataan Andi Baso
dengan memotivasi para pengurus IPIM agar lebih mengedepankan ide-ide kreatif
yang perlu lebih dikembangkan dan agar bisa bersaing dalam perkembangan ilmu
dan teknologi.
“Termasuk aktif dalam portal dan medsos
di internet,” katanya.
Sementara Fadli Andi Natsif, mengatakan
bahwa gagasan yang berkembang dalam pertemuan anggota IPIM, bukan hanya untuk
konsumsi pribadi atau anggota, melainkan juga dapat dijadikan sebagai konsumsi
publik.
“Seluruh gagasan dan ide kreatif yang
berkembang dalam pertemuan kita, bukan hanya sebatas untuk konsumsi pribadi,
melainkan lebih mengarah ke publik,” tuturnya.
Dalam pertemuan-pertemuan berikutnya,
terlontar ide dan program untuk menggelar Pelatihan Penulisan bagi mahasiswa
dan masyarakat umum, mengadakan pertemuan penulis se-Sulsel, lomba menulis
cerpen, menerbitkan buku, membuat blog atau website, serta studi banding ke
Malaysia dan Singapura.
Melalui karya-karyanya dan melalui berbagai
kegiatan tersebut, anggota IPIM Sulsel secara langsung maupun tidak langsung
telah dan akan terus-menerus terlibat dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, serta
dalam pembangunan bangsa. (asnawin)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar