Selasa, 26 September 2017

Ikatan Penulis Indonesia Makassar


RAPAT IPIM. Beberapa pengurus IPIM Sulsel foto bersama seusai rapat, di Makassar, Sabtu, 12 Agustus 2017. Dari kiri ke kanan Muhammad Amir Jaya, Andi Baso Tancung, Andi Rosnawatih, Asnawin Aminuddin, Andi Fadly Natsif, Ahmadin, Hadi Sudjono Tatroman, serta Rusdin Tompo. (Foto: San Valentino Mahatma Gandhi)



--------



Ikatan Penulis Indonesia Makassar


Berawal dari kesamaan minat dan hobi, beberapa penulis yang di Kota Makassar dan sekitarnya kemudian menggagas dibentuknya sebuah organisasi non-formal. Mereka kemudian sepakat memakai nama Ikatan Penulis Indonesia Makassar yang disingkat IPIM. Belakangan, nama tersebut ditambah menjadi IPIM Sulawesi Selatan atau IPIM Sulsel.
Penulis yang bergabung awalnya adalah penulis yang artikel opininya pernah dimuat di media cetak harian, antara lain Andi Baso Tancung (pegawai Dinas Kelautan dan Perikanan Pemprov Sulsel yang kemudian didaulat menjadi ketua), Andi Rosnawatih (pegawai Dinas Kelautan dan Perikanan Pemprov Sulsel).
Juga ada Dr Ahmadin (dosen Universitas Negeri Makassar), Dr Fadly Andi Natsif (dosen UIN Alauddin Makassar), Asnawin Aminuddin (wartawan), Muhammad Amir Jaya (sastrawan, budayawan), Maysir Yulanwar (dosen, penulis), Hadi Sudjono Tatroman, Elyyana Said, Rusdin Tompo (aktivis LSM), Shaifuddin Al-Mughny (dosen Universitas Pejuang Republik Indonesia).
Dalam salah satu pertemuan IPIM, muncul semangat bahwa para penulis tidak boleh dan jangan sampai kehabisan ide. Untuk itu, para penulis perlu sering-sering berdiskusi, saling berbagi, saling memberi semangat, dan saling bertukar ide sesuai dengan perubahan dan perkembangan.
“Sebagai pengurus IPIM, kita jangan sampai kehabisan ide. Kita harus terus-menerus berkarya melalui tulisan,” tandas Andi Baso Tancung.
Ahmadin menimpali pernyataan Andi Baso dengan memotivasi para pengurus IPIM agar lebih mengedepankan ide-ide kreatif yang perlu lebih dikembangkan dan agar bisa bersaing dalam perkembangan ilmu dan teknologi.
“Termasuk aktif dalam portal dan medsos di internet,” katanya.
Sementara Fadli Andi Natsif, mengatakan bahwa gagasan yang berkembang dalam pertemuan anggota IPIM, bukan hanya untuk konsumsi pribadi atau anggota, melainkan juga dapat dijadikan sebagai konsumsi publik.
“Seluruh gagasan dan ide kreatif yang berkembang dalam pertemuan kita, bukan hanya sebatas untuk konsumsi pribadi, melainkan lebih mengarah ke publik,” tuturnya.
Dalam pertemuan-pertemuan berikutnya, terlontar ide dan program untuk menggelar Pelatihan Penulisan bagi mahasiswa dan masyarakat umum, mengadakan pertemuan penulis se-Sulsel, lomba menulis cerpen, menerbitkan buku, membuat blog atau website, serta studi banding ke Malaysia dan Singapura.
Melalui karya-karyanya dan melalui berbagai kegiatan tersebut, anggota IPIM Sulsel secara langsung maupun tidak langsung telah dan akan terus-menerus terlibat dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, serta dalam pembangunan bangsa. (asnawin)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar